Rabu, 13 Jun 2012

Kulluman Kulluhum Kulliyun

Emak (Nafsiah binti Salleh)

Selasa
13/6/06

Mimpi balik kampung tersesat berpusing-pusing. Penunjuk arah gagal di fahami akhirnya bersua ' Al-Baiti '.


Tiada pohon rimbunan pandan, serai, sekentut, kesum tiada juga tepak sireh yang setia bersama kapur seulas pinang yang banyak melalang hanyalah lingkaran dedalu yang semalu.

Ada air tanpa angsa atau itik berenang-renang. Ada beranika juadah yang manis pedas berwarna- warni menjilat jari yang berlengas melihat kusyuk menyantun bicara mengalas budi menjadi serba tak menjadi.... aduh kampungkukah ini ?

I

" Nasihatilah perempuan-perempuan ( isteri-isteri ) dengan cara yang baik. Maka sesungguhnya kamu mengambil mereka dengan amanah Allah dan di halalkan bagi kamu kehormatannya dengan kalimah Allah. "

Ada sikap yang menuntut kemahiran berfikir bagi mencetus idea bernas yang berakar tunjang dari akidah yang benar....

Mahu bersikap melampau atau bersikap mempermudah .............

Runtuh nilai insan bila menyelewengkan fitrah yang asalnya bersih waktu di lahirkan.
Tanpa mengenal rupa siapa kita, bermata biru, bermata hijau, hitam atau coklat.
Fitrah asal tetap sama. Naluri ingin mengabdi pada yang Mencipta.
Kesempurnaan roh di batas oleh akal. Ada yang berjiwa tapi tidak berakal.
Ada yang berakal kurang pengertian untuk taat sebab tak mengerti akal untuk beribadat.

" Apabila ada dua isteri di sisi seorang lelaki lalu ia tidak melakukan keadilan di antara kedua mereka nescaya datanglah ia pada hari kiamat nanti di mana sebelah badannya jatuh atau senget sebelah. "


II

Menemani emak ke majlis ilmu setiap Sabtu satu kemestian masa remaja dahulu.


Satu ketika allahyarhamhu Ustaz Sahar bercerita tentang mengapakah keturunan India dari kasta rendah tidak mudah sombong jika mereka berada di puncak kejayaan.

" Satu hari saya tersua seorang 'aya' yang kerjanya mengangkut tong najis ( mungkin sekitar tahun lima puluhan atau enam puluhan ). "


" Tak malukah 'aya' ?
Tak busukkah 'aya' ?"  Ustaz bercerita.


" Apa mau kira itu bau busuk, ini kereja saya guna tulang empat kerat punya untuk cari duit tampung belajar empat orang anak saya belajar di universiti..."

Terpasak cerita itu membenam di hati hingga ke hari ini.
Juga tertanam di minda ' manusia membuat setiap keputusan penuh dengan implikasi moral


Basuhi hina dan rendah diri dengan airmata mengundang ehsan insan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan